Selasa, 18 Januari 2022

KOMENTAR SINGKAT MENGENAI KLAIM ORIGINALITAS IDE ATAU PEMIKIRAN

Oleh: Join Kristian Zendrato

Saya sudah sering mendengar tentang orang-orang yang kelihatannya menganggap bahwa pemikiran-pemikiran mereka (setidaknya sebagian) benar-benar original, yang berarti bahwa pemikiran yang sedang mereka utarakan belum pernah eksis sebelumnya. 

Mereka yang beranggapan seperti itu, jika mereka seorang dosen atau pengajar sering menuntut muridnya untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang original pula. Ini khususnya mereka harapkan kala berdiskusi, atau kala murid sedang dalam proses menulis makalah atau karya ilmiah. 

Saya pernah mengalami itu. Dan kali ini, saya akan berargumen bahwa itu sangatlah absurd.

Saya beranggapan bahwa semua pemikiran-pemikiran di dunia ini termasuk dalam dunia teologi tidak ada yang benar-benar original (dalam pengertian belum pernah esksis sebelumnya). Semua pemikiran kita telah dipikirkan oleh banyak orang sebelumnya. Kita (entah suka atau tidak suka) hanya mengulang pemikiran-pemikiran sebelumnya. 

Kita bisa saja memberikan istilah-istilah baru untuk sesuatu, tetapi makna yang terkandung dalam istilah-istilah itu telah eksis berabad-abad sebelumnya. 

Dalam dunia teologi, tidak ada ahli teologi yang benar-benar original pemikirannya. Teolog-teolog Reformed misalnya berhutang banyak pada pemikiran-pemikiran John Calvin dan tokoh lainnya. Calvin sendiri berhutang kepada bapa-bapa Gereja (khususnya Augustinus). Bapa-bapa Gereja berhutang kepada tokoh-tokoh lain atau Kitab Suci. Penulis-penulis Kitab Suci berhutang kepada Allah sebagai pewahyu. 

Jadi, pada analisis terakhir, Allah lah yang benar-benar original. 

Pemikiran-pemikiran kita sekarang banyak dipengaruhi oleh sumber lain (yang entah sudah kita lupakan atau masih ingat). Itu mungkin berasal dari buku, khotbah, diskusi, kuliah, atau seminar yang telah kita baca atau dengar bertahun-tahun yang lalu. Pemikiran-pemikiran kita berhutang pada masa lalu. Itu tidak original. 

Pengkhotbah mengingatkan, "Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: 'Lihatlah, ini baru!'? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada" (Pengkhotbah 1:9-10).

Dengan penjelasan ini, saya terus terang heran dengan orang-orang yang anti kutipan. 

Saya sendiri sering mengutip pemikiran orang lain ketika saya menulis, mengajar, atau berkhotbah. Dan bagi saya sendiri, tidak ada masalah dalam tindakan mengutip pemikiran orang lain, asal disertai dengan alamat sumber, dan dikutip tanpa out of context. Itu adalah tindakan jujur dan terpuji. 

Sebaliknya, adalah memalukan untuk mengutarakan suatu pemikiran dan memproklamasikan pemikiran itu sebagai pemikiran original kita padahal itu adalah pemikiran orang lain. Itu simply tidak jujur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR SINGKAT TENTANG SPIRITUALITAS ALA DANIEL MANANTA

Oleh: Join Kristian Zendrato Siapa yang tidak mengenal Daniel Mananta, pembawa acara terkenal Indonesian Idol. Daniel telah membuat channel ...