Oleh: Join Kristian Zendrato
Dulu, waktu mendengar
mengenai 'ketidakberubahan Allah', saya mengalami kesulitan untuk
memahaminya. Dalam pikiran saya, sesuatu itu dikatakan berubah bahkan
jika hanya melakukan gerakan. Lalu saya berkesimpulan bahwa itu berarti
Allah tidak bergerak sama sekali, karena Ia tidak berubah.
Tetapi
saya semakin bingung ketika mempelajari bagian-bagian dalam Alkitab
yang menunjukkan keaktifan Allah dalam bertindak. Saya berpikir, bahwa
seharusnya Allah tidak bertindak, karena
tindakan pasti bertentangan dengan ketidakberubahan. Jika Ia melakukan A
hari ini maka bukankah Ia sedang berubah dari tidak melakukan A menjadi
melakukan A.
Dalam
kebingungan itu, saya berusaha mencari tahu. Ternyata, setelah membaca
cukup banyak buku tentang hal itu, saya mendapati bahwa ketidakberubahan
Allah tak berarti Allah tak bisa bergerak sama sekali. Waktu Allah
dinyatakan tidak berubah, maka maksudnya adalah Dia tidak berubah dalam
Natur-Nya, sifat-sifat-Nya, dan janji-janji-Nya. Dia tidak bisa menjadi
tidak kudus, menjadi tak sempurna, dst. Itulah makna ketidakberubahan
Allah.
By the way, buku yang sangat membantu saya memahami hal ini dulu adalah buku Louis Berkhof, Teologi Sistematika I: Doktrin Allah (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993), hal. 92-94.
By the way, buku yang sangat membantu saya memahami hal ini dulu adalah buku Louis Berkhof, Teologi Sistematika I: Doktrin Allah (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993), hal. 92-94.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar